Friday 10 March 2017



Biografi rene descertes

Rasionalisme adalah paham yang dikembangkan oleh rene descertes ( 1956 ­– 1650 ) lahir di La Haye Totiraine , dia belajar di La Fleche dari tahun 1604-1612, disana dia belajar bahasa  yunani, matematika  dan filsafat  kemudian melanjutkan studynya di Poitier, bukan memperdalam filsafat melainkan belajar ilmu hukum dan kedokteran.
Setelah berpetualang dibeberapa negara eropa akhirnya dia memutuskan untuk hidup di negeri Belanda. Di sinilah, ia menetap selama 20 tahun 1629-1649 dalam iklim kebebasan berpikir ia dengan leluasa menyusun karya-karyanya di bidang ilmu dan filsafat seperti Le Monde atau The World.
Pada tahun 1649, Ratu Christina meminta  descartes  datang ke Swedia untuk mengajari Ratu Christina mengenai filsafat. Sayangnya, Ratu mempunyai jadwal yang disiplin yaitu bangun sangat pagi. jadwal itu membuat kesehatan descertes  melemah karena tidak tahan dengan udara dingin dinegara itu, akhirnya dia meninggal pada 1650 pada usia 54 tahun.

Pemikirannya
Dari keseluruhan filosof yang ada sebenarnya hampir semua memiliki caranya tersendiri dalam memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan.
Rasionalisme dalam bidang filsafat adalah paham yang mempercayai bahwa satu satunya sumber pengetahuan/ kebenaran hanya bisa diperoleh melalui akal ( pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir ) tanpa adanya proses panca indra ataupun penelitian, corak pemikiran yang rasional itulah  kontribusinya yang dia berikan kepada dunia.

Menurutnya keraguan adalah cara untuk sampai terhadap keyakinan, maksudnya adalah keragu -raguan telah memicu dirinya untuk menemukan kebenaran yang sistematis dan rasional.
Jadi Keraguan adalah titik awal bagi dirinya untuk menemukan keyakinan didalam filsafatnya, keraguan decartes adalah keraguan yang bermethode dan bertujuan untuk sampai kepada keyakinan sekaligus untuk memaksimalkan fungsi akal agar terhindar dari kesalahan.

Penyebab keraguan rene descertes:
1 .Perbedaan cara pandang para filosof
2. panca indra yang tidak selalu benar  dan kesalahan dalam berpikir
3. mimpi yang tidak selalu sama dengan kenyataan  
Ketiga sebab itulah yang akhirnya memunculkan keraguan didalam kehidupannya, Gejala-gejala yang nampak, ia ragukan semua, Ia ragu terhadap apa yang ia tangkap melalui panca indera, bahkan ia ragu terhadap dirinya dan pencipta.

Tiga pilar rene descertes dalam membangun keyakinannya
1.      Dalil berpikir ( wujud manusia )
2.      Dalil kesempurnaan dan keabadian ( wujud pencipta )
3.      Dalil keluasan ( materil )
Berikut penjelasan singkatnya ;

dalil berpikir
Manusia ketika ragu akan beralih  kepada proses berpikir, dengan berpikir itu akan menjukan bahwasanya dia ada.
Dalam rumus cogito Descartes “ saya berpikir maka saya ada”

Monday 25 April 2016

Gak lengkap rasanya perjalanan ke kota Lahore, Pakistan bila tak berkunjung ke Badshahi Masjid. Masjid besar yang usianya lebih dari tiga ratus tahun dan menjadi saksi bisu kejayaan Islam dibawah pemerintahan dinasti Mughal di anak benua India masa lampau.
Batsahi Mosque atau juga disebut Masjid Badshahi, sebuah Masjid megah yang berdiri kokoh menjadi simbol kebesaran kerajaan Mughal Islam.

Badshahi masjid berarti masjid kerajaan. Terletak di Lahore Ibu kota provinsi Punjab. Dibangun pada era kepemimpinan Aurangzeb Alamghir. Raja keenam kerajaan Mughal Islam. Putra dari Shah Jahan dan Mumtaz Mahal (Shah Jahan membangun Taj Mahal di India sebagai persembahan cinta kepada ibunda Aurangzeb. Mumtaz Mahal). Badshahi masjid dibangun tepat di sebarang Bentang Lahore. Proses pembangunan masjid megah ini membutuhkan dua tahun lamanya.

Saturday 19 September 2015

Generasi Harapan
Album : Kembali..!
Munsyid : Izzatul Islam

Dimana dicari pemuda Kahfi
Terasing demi kebenaran hakiki
Dimana jiwa pasukan Badar berani
Menoreh nama mulia perkasa abadi

Umat melolong di gelap kelam
Tiada pelita penyinar terang
Penunjuk jalan kini membungkam
Lalu kapankah fajar kan datang

Mengapa kau patahkan pedangmu
hingga musuh mamapu membobol betengmu
Menjarah menindas dan menyiksa
Dan kita hanya diam sekedar terpana

Bangkitkan negri lahirkan generasi
Pemuda harapan tumbangkan kedzaliman

Wajah duia Islam kini memburam
Cerahkan dengan darahmu
Panji Islam telah lama terkuali
Menanti bangkit kepalmu

Friday 18 September 2015

Banyak peran luar biasa dan mulia yang dijalankan oleh seorang ibu yang tidak diketahui oleh banyak orang. Salah satunya adalah upaya mereka untuk mengerahkan dan menanamkan nilai-nilai luhur di dalam hati anak-anak mereka dan untuk memelihara kecintaan mereka terhadap agama. Upaya yang kemudian berbuah luar biasa: ulama terkemuka, pemimpin besar, aktivis yang berani, dan warga yang baik.

Usaha tersebut terus berlanjut bahkan setelah anak-anak tumbuh ; dukungan seorang ibu pada saat kesusahan dan dalam menghadapi tantangan hidup memiliki dampak yang sangat besar .
Seorang ibu telah menjadi teladan yang bersinar dalam hal ini; putra beliau, Ahmad yang lebih dikenal dengan Ibnu Taimiyah, adalah satu dari ulama-ulama besar pada zamannya dan merupakan seorang pejuang Islam yang pemberani. Ia memiliki hati yang berani, tak ragu membela keadilan dan kebenaran di hadapan para penguasa meskipun penjara menjadi bayarannya.

Berikut ini adalah surat-surat antara Ibnu Taimiyah rahimahullah dan ibunda beliau yang menjadi bukti betapa sang Ibu telah memetik jerih payahnya. Surat yang dikirim Ibnu Taimiyah kepada ibundanya berisi permohonan maaf karena telah tinggal jauh dari sang bunda, di Mesir, untuk menyebarkan ilmu dan  mendidik masyarakat yang beliau berpendapat sebagai kewajiban yang tak terhindarkan. Surat itu sampai kepada sang Ibunda, tetapi yang lebih indah adalah surat balasan dari sang ibunda kepadanya.

Alhamdulillah, kita telah memasuki bulan Dzulhijjah 1436 H, yang merupakan Syahr al-Hurum [bulan suci]. Bulan yang dimuliakan, dimana kebaikan yang dilakukan di dalamnya dilipatgandakan oleh Allah, begitu juga sebaliknya.

KH. Hafidz Abdurrahman dalam tulisannya menjelaskan tentang kemuliaan bulan dzulhijjah sebagai salah satu dari bulan haram. Apa saja yang membuat bulan ini mulia, berikut pembahasannya:
Allah SWT telah menyebut dalam satu tahun, ada empat bulan haram [suci]. Ini ditegaskan dalam firman-Nya:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ [سورة التوبة: 36]
Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah SWT ada dua belas bulan dalam catatan Allah pada hari, ketika Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Di antaranya terdapat empat bulan haram [suci]. Itulah agama yang lurus. Maka, janganlah kalian menzalimi diri kalian di bulan-bulan itu.” [Q.s. at-Taubah: 36]

Para ulama’ ahli tafsir menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan bulan-bulan suci di dalam Q.s. at-Taubah: 36 ini adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Itulah empat bulan haram [suci] yang dimaksud oleh Allah SWT. Maksud ayat di atas telah dijelaskan sendiri oleh Nabi saw:

Monday 17 August 2015

Benarkan pulau Sumatra telah dikenal oleh Rasulullah saw semasa hidup, serta telah dilalui dan disinggahi para pedagang dan pelaut Arab di masa itu? Pernyataan ini diungkap Prof. Dr. Muhammad Syed Naquib al-Attas di buku terbarunya “Historical Fact and Fiction”.

Kesimpulan Al-Attas ini berdasarkan inductive methode of reasoning. Metode ini, ungkap al-Attas, bisa digunakan para pengkaji sejarah ketika sumber-sumber sejarah yang tersedia dalam jumlah yang sedikit atau sulit ditemukan, lebih khusus lagi sumber-sumber sejarah Islam dan penyebaran Islam di Nusantara memang kurang.

Ada dua fakta yang al-Attas gunakan untuk sampai pada kesimpulan di atas.

Pertama, bukti sejarah Hikayat Raja-Raja Pasai yang di dalamnya terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah saw menyuruh para sahabat untuk berdakwah di suatu tempat bernama Samudra, yang akan terjadi tidak lama lagi di kemudian hari.

Kedua, berupa terma “kāfūr” yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Kata ini berasal dari kata dasar “kafara” yang berarti menutupi. Kata “kāfūr” juga merupakan nama yang digunakan bangsa Arab untuk menyebut sebuah produk alam yang dalam Bahasa Inggris disebut camphor, atau dalam Bahasa Melayu disebut dengan kapur barus.
Masyarakat Arab menyebutnya dengan nama tersebut karena bahan produk tersebut tertutup dan tersembunyi di dalam batang pohon kapur barus/pohon karas (cinnamomum camphora) dan juga karena “menutupi” bau jenazah sebelum dikubur. Produk kapur barus yang terbaik adalah dari Fansur (Barus) sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang terletak di pantai barat Sumatra.
Dengan demikian tidak diragukan wilayah Nusantara lebih khusus lagi Sumatra telah dikenal oleh Rasulullah saw dari para pedagang dan pelaut yang kembali dengan membawa produk-produk dari wilayah tersebut dan dari laporan tentang apa yang telah mereka lihat dan dengar tentang tempat-tempat yang telah mereka singgahi.