Friday 18 September 2015

Banyak peran luar biasa dan mulia yang dijalankan oleh seorang ibu yang tidak diketahui oleh banyak orang. Salah satunya adalah upaya mereka untuk mengerahkan dan menanamkan nilai-nilai luhur di dalam hati anak-anak mereka dan untuk memelihara kecintaan mereka terhadap agama. Upaya yang kemudian berbuah luar biasa: ulama terkemuka, pemimpin besar, aktivis yang berani, dan warga yang baik.

Usaha tersebut terus berlanjut bahkan setelah anak-anak tumbuh ; dukungan seorang ibu pada saat kesusahan dan dalam menghadapi tantangan hidup memiliki dampak yang sangat besar .
Seorang ibu telah menjadi teladan yang bersinar dalam hal ini; putra beliau, Ahmad yang lebih dikenal dengan Ibnu Taimiyah, adalah satu dari ulama-ulama besar pada zamannya dan merupakan seorang pejuang Islam yang pemberani. Ia memiliki hati yang berani, tak ragu membela keadilan dan kebenaran di hadapan para penguasa meskipun penjara menjadi bayarannya.

Berikut ini adalah surat-surat antara Ibnu Taimiyah rahimahullah dan ibunda beliau yang menjadi bukti betapa sang Ibu telah memetik jerih payahnya. Surat yang dikirim Ibnu Taimiyah kepada ibundanya berisi permohonan maaf karena telah tinggal jauh dari sang bunda, di Mesir, untuk menyebarkan ilmu dan  mendidik masyarakat yang beliau berpendapat sebagai kewajiban yang tak terhindarkan. Surat itu sampai kepada sang Ibunda, tetapi yang lebih indah adalah surat balasan dari sang ibunda kepadanya.


Surat Ibnu Taimiyyah untuk ibundanya;

Bismillahirrahmanirrahim
Dari Ahmad bin Taimiyah untuk ibundaku tersayang dan mulia, semoga Allah melimpahkan berkah kepadanya , memberikan kedamaian dan kenyamanan, dan memasukkannya kedalam bagian hamba-hamba terbaikNya .
Assalamu `alaykum wa rahmatullaahi wa barakatuh.
Kami memuji Allah, sebagai yang paling layak menerima pujian. Tidak ada Tuhan yang patut disembah melainkan Dia, Yang memiliki daya atas segala sesuatu. Kami memohon  kepada-Nya agar memberkati penutup para nabi dan Imam dari orang saleh, Muhammad hamba-Nya dan Rasul (keselamatan dan keberkahan atas beliau).
Sesungguhnya karunia Allah datang berlimpah, dan bantuan Nya tidak pernah berakhir. Kita memujiNya untuk itu, dan memohon tambahan kebaikan -Nya. Tentu semua karunia Allah itu tak akan pernah luput darimu Ibu,  dan itu membuatku merasa bahagia. Kini fakta bahwa kami  tinggal di Mesir untuk tugas yang sangat penting . Ditinggalkannya tugas ini mengakibatkan rusaknya Deen kita dan hidup kita.
Namun ketahuilah, bukan pilihan kami untuk menjadi jauh dari Ibu. Burung pun mampu membawa kami pulang, kami akan kembali kepada Ibu. Tapi ketidakhadiran ini memiliki alasan; dan telah Ibu  lihat secara mendalam  bagaimana  urusan kaum muslimin saat  ini, tentunya Ibu tidak akan memilihkan aku tempat lain melainkan tempatku sekarang.
Meskipun demikian, aku tidak pernah bermaksud untuk tinggal di sini selamanya. Namun, aku berdoa kepada Allah untuk membimbing  ibu kepada pilihan yang tepat , dan aku berdoa untuk kesejahteraan Ibu. Aku  memohon agar  Allah memberkahi kita dan seluruh umat Islam, dengan kebaikanNya, kebaikan yang meliputi keselamatan dan manfaat.
Allah telah membukakan gerbang keberkahanNya untukku, rahmat dan bimbinganNya dengan jalan yang tidak aku pahami sebelumnya. Sampai saat ini aku selalu mempertimbangkan untuk pulang menemui Ibu, dengan melakukan shalat Istikharah. Bukan perkara yang berat bagiku, jika harus memilih antara hal-hal duniawi atau hal yang bukan tanggungjawab dien dengan berada di dekat Ibu. Namun, ini adalah perkara yang besar yang aku tak dapat meninggalkannya karena takut akan bahaya yang akan menimpa manusia secara umum maupun khusus pribadi mereka, -dan mereka yang menyaksikan mengetahui apa yang tidak diketahui oleh yang tidak menyaksikan.
Aku memohon kepada Ibu untuk berdoa kepada Allah sebanyak-banyaknya, agar Ia memilihkan kita jalan terbaik, yang Ia ketahui dan tidak kita ketahui, yang Ia mampu sedangkan kita lemah. Akhir kata, mohon sampaikan salamku kepada seluruh keluarga, muda dan tua, para tetangga, kawan, dan kerabat satu per satu.
Wassalamu `alaykum wa rahmatullaahi wa barakatuh!
Segala puji bagi Allah, semoga rahmat dan keselamatanNya ada di atas Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.

Surat balasan Sang Ibunda;

Wahai anakku, jangan pernah berpikir bahwa dekatnya dirimu denganku lebih aku sukai daripada dekatnya dirimu dengan agamamu dan pelayananmu untuk Islam dan kaum Muslimin di berbagai tempat.
Putraku tercinta dan tersayang Ahmad ibn Taimiyah:
Sungguh, demi Allah! Dengan kecintaan terhadap deenlah aku membesarkanmu, dan untuk pelayanan terhadap Islam dan kaum Musliminlah aku mempersembahkanmu, dan untuk Syari’at Islam-lah aku mengajarkanmu.
Dan jangan pernah berpikir, wahai anakku, bahwa dekatnya dirimu denganku lebih aku sukai daripada dekatnya dirimu dengan agamamu dan pelayananmu untuk Islam dan kaum Muslimin di berbagai tempat.
Sebaliknya, wahai anakku, kebahagiaan terbesarKu atasmu beriringan dengan sejauh mana tugasmu untuk agama dan umat Islam. Dan wahai anakku, aku tidak akan menuntutmu besok di hadapan Allah tentang jauhnya jarakmu denganku hari ini, karena aku tahu di mana dan dalam rangka apa kamu jauh dariku, tapi wahai Ahmad! Aku akan menuntutmu dan membawamu pada perhitungan Allah jika kamu lalai dari melayani agama Allah dan dalam melayani hamba-hambaNya di antara saudara-saudara Muslimmu.
Semoga Allah meridhaimu dan menerangi jalanmu dengan limpahan kebaikan dan membimbing langkahmu pada jalan yang benar dan semoga Dia menyatukanku dan kamu di bawah tahta Yang Maha Penyayang di hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya.

Wassalamu `alaykum warahmatallahi wa barakatuh.
Referensi: Translasi surat-surat tersebut diambil, dengan beberapa penyesuaian, dari halaman Facebook Shaikh Waleed Basyouni.

0 comments:

Post a Comment