Saturday 1 December 2012


Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasann
ya. Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

 
Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya,"Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?". Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, "Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan". Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.



Potensi adalah bakat atau kecenderungan yang Allah anugerahkan kepada seluruh makhluknya. Allah memberikan potensi yang berbeda kepada seluruh makhluknya, khususnya manusia.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna penciptaanya. Dengan kata lain potensi yang diberikan jauh lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Akan tetapi setiap makhluk memliki potensi yang berbeda. Antara hewan dengan manusia, manusia dengan setan, setan dengan malaikat. Keadaan yang menyatakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna pun menjadi sebuah statement nyata karena telah banyak bukti-bukti yang maklum. Dalam susunan organ tubuhpun tak bisa dipungkiri lagi
Pun Allah sendiri telah menyebutkan dalam Al Quran.
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam sebaik baik ciptaan’(At-tin:4)

Kembali ke kisah diatas, sang belalang yang seharusnya bisa melompat tinggi, tidak bisa menyamai kemampuan temannya yang dengan mudahnya melompat lincah. Padahal jika dia bisa menggunakan potensinya maka diapun akan bisa melompat tinggi seperti kawan kawannya, berlarian kesana sini dengan lincahnya. Tapi dia tetap terpaku dalam diamnya, kagum melihat kawan-kawannya yang sejenis dengannya, mempunyai kelebihan yang besar padahal ia tak menyadari jika dirinya juga bisa melakukannya.

Seperti halnya seekor anak elang yang hidup ditengah-tengah keluarga ayam sejak kecil, ia menetas di kandang ayam bermain dengan para anak ayam. Makan dengan makanan ayam, dan berjuang untuk para Ayam, Jadilah ia sang elang yang bermentalkan ayam.

Manusia di berikan oleh Allah kemampuan yang luar biasa berupa akal. Dengan akal ini ia bisa membedakan antara yang benar dan salah, yang baik dan buruk. Allah juga menganugerahkan otak yang sungguh luar biasa. Ia mampu menyimpan beribu-ribu data yang melebihi komputer sekalipun, akan tetapi dengan kelebihan yang diberikan Allah ini, manusia tidak bisa memanfaatkannya dengan baik. Terkadang ia mampu menggunakan kemampuan akal dan otaknya ini. Akan tetapi ia tak mampu memaksimalkannya sebagaimana potensi yang ia miliki.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, potensi artinya kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kesanggupan, daya. Setiap orang dikaruniai potensi yang berbeda-beda. Semua potensi merupakan modal yang luar biasa besarnya untuk menjalani kehidupan. Kita bisa melihat orang yang pandai ilmu matematika, lalu ia mampu untuk menggunakan keahliannya sebagai seorang akuntan Perusahaan atau juga pegawai Bank. Dalam hal lain pula ada seorang yang handal mengolah si kulit bundar. Pun ia pandai juga mengelola keahliannya sehingga ia menjadi pemain bola yang profesional. Atau ada seorang pemuda yang pandai bersilat lidah. Ia mampu menggunakan keahliannya dan akhirnya menjadi seorang pengacara. Hal ini semua merupakan sebuah keserasian dan keselarasan dalam hidup. Perlu di syukuri dan dikembangkan, akan tetapi ada banyak kecelakaan dalam hidup ini. Ketidakadilan sistem SDM (sumber daya manusia) mulai bergerilya, orang mulai hilang arah potensi. Salah mengambil langkah dan terlalu memaksakan diri terhadap realita tuntutan masyarakat. Tak hiraukan potensinya sendiri, di tambah dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat yang semakin amburadul.

Akibatnya hari ini bisa kita lihat seorang yang ahli di bidang literasi harus mencangkul disawah karena tuntutan ekonomi keluarga. Seorang anak yang ahli matematika malah dipaksa mencari rumput oleh Orangtuanya. Seorang mantan atlet angkat besi yang mendapatkan medali emas tingkat Asia malah menganggur ataupun jualan apa saja untuk menyambung hidup, padahal ilmu yang ia dapatkan bisa disalurkan kepada generasi yang lebih muda. Inilah yang dinamakan dengan kecelakaan potensi. Potensi luar biasa yang seharusnya bisa dikembangkan selayaknya dan menjadi lebih hebat tidak tersalurkan. Dengan konotasi lain yaitu ketika samurai digunakan untuk mencari rumput.

Semua orang tahu kegunaan pedang Samurai. Pedang fenomenal dari negeri Sakura ini pada umumnya digunakan oleh para pendekar hebat untuk melindungi dirinya atau para prajurit perang yang siap bertempur menghadapi musuh. Setiap pendekar hampir saja tidak disebut pendekar jika tidak membawany. Tapi selain itu, sang pendekar tidak hanya dituntut membawanya saja, melainkan haruslah lihai memainkannya. Pedang ini akan terlihat menakutkan manakala di gunakan sebagaimana mestinya. Ia bisa memakan korban yang sadis dan mengalahkan musuh yang banyak berjatuhan. Mata pedangnya akan terbiasa dengan darah orang. Sungguh luar biasa. Untuk fungsinya ini ternyata tak cuma para panglima perang atau prajurit kerajaan yang memakainya. Tapi beberapa lapisan masyarakat diluar sana pun ada yang diam-diam juga menyimpan pedang ini. Tentu tidak lain adalah untuk melindungi dirinya dan keluargannya. Inilah keistimewaan pedang Samurai. Akan tetapi sebaliknya jika pedang yang tangguh ini digunakan untuk mencari rumput, maka yang terjadi adalah sebuah kecelakaan hukum alam. Si pedang tidak lagi menakutkan. Jika biasanya ia melumat daging menyasat kulit dan melumpuhkan musuh. Maka ketika ia dibawa kesawah atau lapangan bola untuk mencari rumput. Seketika nilai identitasnya turun secara mengejutkan dan memprihatinkan.

Untuk mengembangkan potensi ini maka yang harus pertama kali dilakukan adalah mengetahuinya. Bagaimana cara mengetahuinya?
Sederhana saja, pertama kali kita harus tau pekerjaan apa yang kita sanggupi untuk dilakukan, kemudian apakah secara karakter kita menyukainya. Jika sudah mengenal sesuatu pekerjaan itu dan kita menyukainnya. Maka kerjakan! Karena disitulah titik awal penggalian potensi. Tekuni dan uleti, lakukanlah dengan hati tanpa sedikitpun paksaan. Maka kita akan berjalan diatas rute potensi yang benar. Jangan sekali-kali terbebani dengan perkataan orang lain yang tidak sesui dengan karakter yang kita miliki. Teruslah berjalan dengan hatimu. Dan agar potensi ini tidak sia-sia, maka sebaiknya kita arahkan potensi ini kearah yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala. Wallahu a’lam.

oleh : Irsyadul Hakiem

0 comments:

Post a Comment