Saturday 8 June 2013


Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu Alami,(dia) sangat menginginkan (keislaman dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang berima. ( At Taubah : 128 )
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Alloh.” (QS. Al-Ahzaab [33]: 21)
Ibn Hazm berkata : فهذه السيرة العظيمة لمحمد تقتضي تصديقه ولم يكن له معجزة غير سيرته لكفى
Sirah Nabawiyah, adalah salah satu ilmu syar’i yang sangat penting. Ia menjadi  sebuah manhaj umat Islam dalam mengarungi kehidupan. Betapa tidak, Rasulullah salallahu alaihi wasalam telah mencontohkan semua hal kepada umat ini. dalam bermuamalah antara manusia dengan Rabb nya, manusia dengan manusia dan manusia dengan makhluk Allah lainnya. Akan tetapi berbagai masalah dan kebimbangan yang berkepanjangan yang melanda umat ini, tidak menjadikan alasan mereka untuk mengambil sikap dengan kembali menilik kepada kehidupan Rasulullah ketika itu. Semua aspek kehidupan yang telah beliau contohkan ternyata hanya menjadi bingkai kisah yang menjadi bahan diskusi dan pembicaraannya saja.
Sebuah ilmu tentu akan terasa manfaatnya jika seseorang mampu mengetahui tujuan mempelajarinya. Mencermati akan hal ini, seharusnya para Murabbi segera membangunkan umat Islam yang jatuh dalam keterpurukan Akhlak dan kerapuhan Aqidah menuju kepada sebuah komunitas Islami yang hidup di bawah bimbingan Al Quran dan Sunnah dan menjelaskan kepada umat Islam akan manfaat dan besarnya kebutuhan umat Islam terhadap Sirah Nabawiyah di saat sekarang ini.
Berikut beberapa alasan penting dalam belajar Sirah Nabawiyah :
1.      Pedoman dalam seluruh urusan dunia
2.      Penjelasan kemuliaan Rasulullah dari seluruh manusia
3.      Mengenal aspek dakwah dengan benar
4.      Penjelaskan makna Al Quran
5.      Menyatukan umat dari perpecahan
6.      Sirah adalah madrasah untuk umat dan guru untuk umat
7.      Sirah untuk islah diantara umat
8.      Seruan untuk mencintai Rasulullah
9.      Merasakan kesakitan saudara-saudara seiman dari segala ujian di semua zaman
Dengan mencermati tujuan belajar Sirah ini, umat Islam mampu sadar akan pentingnya mempelajari, memahami serta mengamalkannya.
Syaikh Walid Bin Utsman dalam kajiannya menguraikan secara spesifik kajian tentang Madkhol Fi Ilmi Sirah. Berikut penjelasan dari beliau :
Definisi Sirah
Siroh Nabawiyah adalah gabungan dua kata yaitu Siroh dan Nabawiyah. Ibnu Faris berkata kata سيرة  berasal dari سار- يسير- سَيرا yang berarti berjalan
Beliau menambahkan bahwa sirah berarti :  أصل يدل على مضي وجرايا.
Adapun definisi سيرة ialah  فى الشيء و السنة لأنها تسير وتجرى    طريقة yang berarti cara.
Ibnu Mambur berkata :      السيرة الطريقة
Dalam surat Toha  ayat 21 Allah berfirman :
Adapun Nabawiyah dinisbatkan kepada Nabi Muhammad salallah alaihi wasalam. Jadi secara bahasa arti Siroh Sabawiyah adalah cara Nabi Muhammad salallahu alaihi wasalam.
Ada berbagai definisi dalam Sirah Nabawiyah. Para ulama tidak bersepakat atas satu pengertian. Bahkan tidak sedikit kitab-kitab Siroh yang tidak menjelaskan secara rinci tentang definisi Siroh Nabawiyah.
Syaikh Walid bin Utsman Ar Rusyudi telah mendefinisikan Siroh Nabawiyah yaitu Ilmu yang berkaitan dengan keadaan Rasulullah salallahu alaihi wasalam secara rinci dari mulai kelahiran hingga kematian
DR. Abdul Mu’iz menambahkan makna Sirah adalah tradisi atau jejak hidup seseorang dalam segala hal mulai dari lahir sampai dengan meninggal. Adapun definisi dari Siroh Nabawiyah adalah suatu kumpulan dari perkataan, perbuatan, penampilan, sifat Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam serta para sahabatnya dari segi cara penyebaran dakwah dan penegakan negara pada saat diturunkannya Risalah.
Siroh juga berkaitan dengan Tarikh dan Sunnah. Ketiganya mempunyai keterkaitan satu sama lain akan tetapi ketiganya mempunyai perbedaan. Secara garis besar penjelasannya sebagai berikut:
Tarikh
Ibnu Khaldun berkata tentang pengertian Tarikh :
التاريخ هوالعلم  يوقفنا على احوال الماضى من الأمم فى أخلاقهم والأنبياء فى سيرهم والملوك فى دولهم وسياستهم حتى تتم فائدة الإقتداء فى ذالك لمن يرومُه فى احوال الدين والدنيا
‘ Tarikh adalah ilmu yang membatasi kita kepada kejadian-kejadian umat dimasa lampau tentang akhlak-akhlak mereka, para Nabi tentang jejaknya, Raja-raja tentang kerajaannya dan kekuasaannya hingga sampai kepada manfaat perumpamaannya bagi sesiapa yang menghendakinya dalam hal agama (akhirat) dan dunia’.
Adapun syarat-syarat tertentu yang harus di miliki oleh seorang Muarikh ialah:
المؤرخ فهو محتاج الى مآخذ المتعددة ومعارف متنوعة وحسن نظر و تثبت يفضيان بصاحبهما الى الحق
‘ Seorang muarikh membutuhkan sandaran yang banyak, pengetahuan yang luas dan argumen yang baik dan kuat yang menjadikannya benar )Ibnu Khaldun)
1.      Mempunyai maklumat yang banyak dan kuat
2.      Mengetahui Tabiat suatu masyarakat yang dibahas dari interkasi dan pergaulan sosial ( adat istiadat, pakaian, makanan dll )

Penulisan Tarikh Islam sangat erat dengan riwayat-riwayat para Muhaditsin, sebagaimana penuturan Imam Ali Tantowi :
ثم إن رواية المؤرخين رواية عامية ورواية علمية هى رواية المحدثين لذالك كان المرجع الأول لتاريخنا ما رواه المحدثون وكان الجاهل بمصطلحهم وعلمهم لا يعد مؤرخ ولو كتب التاريخ
‘Kemudian riwayat para Muarikhin adalah bersifat umum adanya. Adapun riwayat yang ilmiah berasal dari para Muhaditsin. Maka dari itu maraji’ Tarikh kita ( Tarikh Islam) adalah dari para Muhaditsin. Orang-orang yang bodoh dengan Ilmu dan istilah-istilahnya tidak bisa disebut Muarikh walaupun menulis Tarikh’.
Keistimewaan Tarikh Islam
1.      Kekuatan dan kemuliaan
2.      Kebenaran dan kelurusan atas setiap zaman
3.      Berkaitan antar setiap zaman
Tujuan mempelajari Tarikh Islam
Mengetahui sunan Rabaniyah ( Sunnatullah )
Mendapatkan pelajaran umat-umat terdahulu
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَاب  (يوسوف:111)
Dasar-dasar Tarikh Islam
Al Quran, Sunnah, perkataan Sahabat, bukti-bukti materi, peninggalan-peninggalan
Sunnah
Definisi
Secara bahasa Sunnah berarti toriqoh. Rasulullah bersabda :
من سن في الإسلام سنة حسنة كان له أجرها وأجر من عمل بها من بعده لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن سن في الإسلام سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده لا ينقص ذلك من أوزارهم شيئا. أخرجه مسلم فى صحيحه
Dr. Mahmud Tohan menyebutkan pengertian Hadits/Sunnah :
ما أضيف إلى النبي صلّى الله عليه وسلّم من قول، أو فعل، أو تقرير، أو وصف
Keistimewaan Sunnah
·         Sunnah wahyu dari Allah.
Seperti termaktub dalam surat An Najm:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى* إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Ibnu Qayyim berkata tentang ayat diatas :

: (ولم يقل: «وما ينطق بالهوى»؛ لأن نفي نطقه عن الهوى أبلغ؛ فإنه يتضمن أن نطقه لا يصدر عن هوى، وإذا لم يصدر عن هوى فكيف ينطق به؟ فتضمن نفي الأمرين: نفي الهوى عن مصدر النطق، ونفيه عن نفسه، فنُطقه بالحق، ومصدره الهدى والرشاد لا الغي والضلال). بدائع التفسير
·         Kaidah dan penetapan para Muhaditsin dalam menetapkan Hadits lebih kuat dan  tsiqoh
Sumber-sumber Sunnah :  Hafalan para Sahabat dari perbuatan dan penetapan Rasulullah dan tulisan para sahabat tentang Rasulullah
Melihat pada hadits berikut akan bisa didapati kesamaan arti bahasa antara Sunnah dan Sirah yang berarti thoriqoh :
روي عن علي رضي الله عنه أنه قال: جلد رسول الله – صلى الله عليه وسلم – في الخمر أربعين، وجلد أبو بكر أربعين، وجلد عمر ثمانين، وكل سنة (طريقة)
Banyak para Muarikhin yang mencampurkan antara pengertian Sirah dan Sunnah. Tapi jika melihat kepada Kitab-kitab Sirah dan Sunah tidak akan dapat di samakan antara Sirah Ibnu Ishaq dengan Sunan Abi Daud atau Sunan Tirmidzi.
Sedangkan Tarikh lebih umum dari pada Sirah karena ia bermula dari penciptaan Adam alaihi salam hingga hari penghisaban. Sedang Sunnah lebih kepada hukum-hukum Syar’i yang dikumpulkan dalam sebuah karya oleh para Muhaditsin seperti Imam Bukhari dalam karyanya (Shahih Bukhari), Imam Muslim (Shahih Muslim), Imam Abu Daud ( Sunan Abi Daud), Imam Tirmidzi ( Sunan Tirmidzi) dll. Ia terbagi menjadi beberapa kelompok hukum Syar’i dan tertib.
Sedang Siroh adalah kumpulan perbuatan, perkataan, kebiasaan, sikap dan seluruh aspek kehidupan Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam yang di ambil dari Sunnah. Ia  terbentuk dan tersusun secara rapi sesuai dengan perihal kejadian hidup yang dialami oleh Rasulullah. Para Mua’lif Sirah Nabawiyah memperhatikan Hadits-hadits shahih dalam meriwayatkan setiap kisahnya. Mereka menambahkan kata-kata yang baik dan menarik dalam penulisannya tanpa sedikitpun mengurangi Sunnah atau menambahinya. Di setiap Sunnah yang diambil terdapat catatan kaki yang bisa diteliti oleh para pembaca. Ada juga para Mu’alif yang menulisnya dengan kata-kata dan bahasanya sendiri setelah membaca Sunnah nya. Tata bahasa dan alur  dalam kisah itu dibuat sedemikian rupa agar menjadi sebuah kisah yang terperinci dan teratur.
Jadi setiap Siroh adalah Sunnah dan tidak seluruh Sunah Siroh. Siroh dari Tarikh akan tetapi tidak semua Tarikh, Siroh.
Demikian perbedaan antara Tarikh, Siroh dan Sunnah. Selanjutnya ada beberapa poin penting yang perlu di perhatikan dalam belajar Siroh Nabawiyah diantaranya:
Keistimewaan Siroh Nabawiyah:
1.      Sirah yang paling benar
2.      Sirah Nabawiyah berkaitan dan beratsar kepada Sejarah pada umumnya
3.      Sirah yang menjadi sangat luas dan lengkap di seluruh aspek kehidupan
4.      Sirah yang menjadi panutan bukan sekedar catatan bagi umat manusia
5.      Tanda-tanda kenabian yang tak pernah musnah
Cara mengambil pelajaran dari siroh nabawiyah
Sebagian Ulama Muhaditsin berkata : فتش ثم انقش yang berarti telitilah kemudian ukirlah. Maka tidak ada ukiran sebelum penelitian.
Penelitian terhadap Hikmah dan Pelajaran dari Sirah Nabawiyah ibarat masalah inti dari pelajaran ini. Setelah membaca dan memahaminya maka untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan ini di perlukan kejelian dalam mengambil pelajaran dan hikmah. Maka dari itu berikut beberapa cara untuk mendapatkan pelajaran dan hikmah yang luas dalam Sirah Nabawiyah :
1.      Lihat kepada kebenarannya, isnadnya, sebab cerita, bukti-buktinya
2.      Mengetahui sesuatu yang aneh dan rahasia sampai jelas
3.      Melihatnya  dari semua arah dan sisi ( Geografis : keadaan tempat dan iklim bangsa Arab dan sekitar Arab, akhlak-akhlak adat istiadat mereka, Sosiologis : dari sisi Qabilah dan keluarga Rasulullah, Ekonomis, Theologis, Literatis dll )
4.      Jika terdapat salah seorang nama sahabat maka lihat biografi dan kisahnya
5.      Mengambil kesimpulan yang tidak menyelisihi Ahlus Sunnah
6.      Melihat Siroh dengan menyeluruh bahwa Rasulullah adalah manusia biasa
7.      Seorang yang mengambil kesimpulan hendaknya memiliki ketetapan hati
8.      Memahami istilah-istilah para Mualif karena setiap Mualif memiliki istilah-istilah sendiri
9.      Membaca sebuah nash dengan teliti dan jeli berhati hati dari kesalahan
Wallahu ta’ala a’lam

0 comments:

Post a Comment