“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu Alami,(dia)
sangat menginginkan (keislaman dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan
penyayang terhadap orang-orang yang berima. ( At Taubah : 128 )
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Alloh.” (QS.
Al-Ahzaab [33]: 21)
Ibn Hazm berkata : فهذه السيرة العظيمة لمحمد تقتضي تصديقه ولم يكن له معجزة غير
سيرته لكفى
Sirah Nabawiyah, adalah salah satu ilmu
syar’i yang sangat penting. Ia menjadi sebuah manhaj umat Islam dalam mengarungi kehidupan.
Betapa tidak, Rasulullah salallahu alaihi wasalam telah mencontohkan semua hal
kepada umat ini. dalam bermuamalah antara manusia dengan Rabb nya, manusia
dengan manusia dan manusia dengan makhluk Allah lainnya. Akan tetapi berbagai
masalah dan kebimbangan yang berkepanjangan yang melanda umat ini, tidak
menjadikan alasan mereka untuk mengambil sikap dengan kembali menilik kepada
kehidupan Rasulullah ketika itu. Semua aspek kehidupan yang telah beliau
contohkan ternyata hanya menjadi bingkai kisah yang menjadi bahan diskusi dan
pembicaraannya saja.
Sebuah ilmu tentu akan terasa manfaatnya jika
seseorang
mampu mengetahui
tujuan mempelajarinya. Mencermati akan hal ini,
seharusnya para Murabbi segera membangunkan umat Islam yang jatuh dalam
keterpurukan Akhlak dan kerapuhan Aqidah menuju kepada sebuah komunitas Islami
yang hidup di bawah bimbingan Al Quran dan Sunnah dan menjelaskan
kepada umat Islam akan manfaat dan besarnya kebutuhan umat Islam terhadap Sirah
Nabawiyah di saat sekarang ini.
Berikut beberapa alasan penting dalam belajar
Sirah Nabawiyah :
1. Pedoman
dalam seluruh urusan dunia
2.
Penjelasan kemuliaan
Rasulullah dari seluruh manusia
3.
Mengenal aspek dakwah
dengan benar
4.
Penjelaskan makna Al
Quran
5.
Menyatukan umat dari
perpecahan
6.
Sirah adalah madrasah
untuk umat dan guru untuk umat
7.
Sirah untuk islah
diantara umat
8.
Seruan untuk
mencintai Rasulullah
9.
Merasakan kesakitan
saudara-saudara seiman dari segala ujian di semua zaman
Dengan mencermati tujuan belajar Sirah ini,
umat Islam mampu sadar akan pentingnya mempelajari, memahami serta
mengamalkannya.
Syaikh Walid Bin Utsman dalam kajiannya menguraikan
secara spesifik kajian tentang Madkhol Fi Ilmi Sirah. Berikut penjelasan dari
beliau :
Definisi Sirah
Siroh
Nabawiyah adalah gabungan dua kata yaitu Siroh dan Nabawiyah. Ibnu Faris
berkata kata سيرة
berasal dari سار- يسير- سَيرا yang berarti berjalan
Beliau
menambahkan bahwa sirah berarti : أصل يدل على مضي وجرايا.
Adapun definisi سيرة
ialah فى الشيء و السنة لأنها
تسير وتجرى طريقة
yang berarti cara.
Ibnu Mambur berkata :
السيرة الطريقة
Dalam
surat Toha ayat
21 Allah berfirman :
Adapun
Nabawiyah dinisbatkan kepada Nabi Muhammad salallah alaihi wasalam. Jadi secara
bahasa arti Siroh Sabawiyah adalah cara Nabi Muhammad salallahu alaihi wasalam.
Ada berbagai definisi dalam Sirah Nabawiyah. Para ulama tidak bersepakat atas satu pengertian. Bahkan tidak
sedikit kitab-kitab Siroh yang tidak menjelaskan secara rinci tentang definisi
Siroh Nabawiyah.
Syaikh
Walid bin Utsman Ar Rusyudi telah mendefinisikan Siroh Nabawiyah yaitu Ilmu
yang berkaitan dengan keadaan Rasulullah salallahu alaihi wasalam secara rinci
dari mulai kelahiran hingga kematian
DR. Abdul Mu’iz menambahkan makna Sirah adalah tradisi atau jejak hidup seseorang dalam segala hal mulai dari
lahir sampai dengan meninggal. Adapun
definisi dari Siroh Nabawiyah adalah suatu kumpulan dari perkataan,
perbuatan, penampilan, sifat Rasulullah salallahu ‘alaihi wasalam serta para
sahabatnya dari segi cara penyebaran dakwah dan penegakan negara pada saat diturunkannya Risalah.
Siroh
juga berkaitan dengan Tarikh dan Sunnah. Ketiganya mempunyai keterkaitan satu
sama lain akan tetapi ketiganya mempunyai perbedaan. Secara garis besar
penjelasannya sebagai berikut:
Tarikh
Ibnu
Khaldun berkata tentang pengertian Tarikh :
التاريخ هوالعلم يوقفنا على
احوال الماضى من الأمم فى أخلاقهم والأنبياء فى سيرهم والملوك فى دولهم وسياستهم
حتى تتم فائدة الإقتداء فى ذالك لمن يرومُه فى احوال الدين والدنيا
‘ Tarikh adalah ilmu yang membatasi kita kepada
kejadian-kejadian umat dimasa lampau tentang akhlak-akhlak mereka, para Nabi
tentang jejaknya, Raja-raja tentang kerajaannya dan kekuasaannya hingga sampai
kepada manfaat perumpamaannya bagi sesiapa yang menghendakinya dalam hal agama
(akhirat) dan dunia’.
Adapun syarat-syarat tertentu yang harus di miliki
oleh seorang Muarikh ialah:
المؤرخ فهو محتاج الى مآخذ المتعددة ومعارف متنوعة وحسن نظر و تثبت
يفضيان بصاحبهما الى الحق
‘ Seorang muarikh membutuhkan sandaran yang
banyak, pengetahuan yang luas dan argumen yang baik dan kuat yang menjadikannya
benar )Ibnu Khaldun)
1.
Mempunyai maklumat yang banyak dan kuat
2.
Mengetahui Tabiat suatu masyarakat yang dibahas dari interkasi dan
pergaulan sosial ( adat istiadat, pakaian, makanan dll )
Penulisan Tarikh Islam sangat erat dengan riwayat-riwayat para
Muhaditsin, sebagaimana penuturan Imam Ali Tantowi :
ثم
إن رواية المؤرخين رواية عامية ورواية علمية هى رواية المحدثين لذالك كان المرجع
الأول لتاريخنا ما رواه المحدثون وكان الجاهل بمصطلحهم وعلمهم لا يعد مؤرخ ولو كتب
التاريخ
‘Kemudian riwayat para Muarikhin adalah bersifat umum adanya. Adapun
riwayat yang ilmiah berasal dari para Muhaditsin. Maka dari itu maraji’ Tarikh
kita ( Tarikh Islam) adalah dari para Muhaditsin. Orang-orang yang bodoh dengan
Ilmu dan istilah-istilahnya tidak bisa disebut Muarikh walaupun menulis
Tarikh’.
Keistimewaan Tarikh Islam
1. Kekuatan dan kemuliaan
2. Kebenaran dan kelurusan atas setiap zaman
3. Berkaitan antar setiap zaman
Tujuan mempelajari Tarikh Islam
Mengetahui sunan Rabaniyah ( Sunnatullah )
Mendapatkan
pelajaran umat-umat terdahulu
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَاب (يوسوف:111)
Dasar-dasar Tarikh Islam
Al Quran, Sunnah, perkataan
Sahabat, bukti-bukti materi, peninggalan-peninggalan
Sunnah
Definisi
Secara
bahasa Sunnah berarti toriqoh. Rasulullah bersabda :
من سن في الإسلام سنة حسنة كان له أجرها
وأجر من عمل بها من بعده لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن سن في الإسلام سنة سيئة
كان عليه وزرها ووزر من عمل بها من بعده لا ينقص ذلك من أوزارهم شيئا. أخرجه مسلم
فى صحيحه
Dr. Mahmud Tohan menyebutkan pengertian Hadits/Sunnah
:
ما أضيف إلى النبي صلّى الله عليه وسلّم من قول، أو فعل،
أو تقرير، أو وصف
Keistimewaan Sunnah
·
Sunnah wahyu dari Allah.
Seperti termaktub dalam surat An Najm:
وَمَا
يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى* إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Ibnu Qayyim berkata tentang ayat diatas :
: (ولم يقل: «وما ينطق بالهوى»؛ لأن نفي نطقه عن الهوى أبلغ؛ فإنه يتضمن أن نطقه لا يصدر عن هوى، وإذا لم يصدر عن هوى فكيف ينطق به؟ فتضمن نفي الأمرين: نفي الهوى عن مصدر النطق، ونفيه عن نفسه، فنُطقه بالحق، ومصدره الهدى والرشاد لا الغي والضلال). بدائع التفسير
·
Kaidah dan penetapan para Muhaditsin dalam menetapkan
Hadits lebih kuat dan tsiqoh
Sumber-sumber Sunnah : Hafalan
para Sahabat dari perbuatan dan penetapan Rasulullah dan tulisan para sahabat
tentang Rasulullah
Melihat pada hadits berikut akan bisa
didapati kesamaan arti bahasa antara
Sunnah dan Sirah yang berarti thoriqoh :
روي عن علي رضي الله عنه أنه قال:
جلد رسول الله – صلى الله عليه وسلم – في الخمر أربعين، وجلد أبو بكر أربعين، وجلد
عمر ثمانين، وكل سنة (طريقة)
Banyak para Muarikhin yang mencampurkan antara
pengertian Sirah dan Sunnah. Tapi jika melihat kepada Kitab-kitab Sirah dan
Sunah tidak akan dapat di samakan antara Sirah Ibnu Ishaq dengan Sunan Abi Daud
atau Sunan Tirmidzi.
Sedangkan Tarikh lebih umum dari pada Sirah karena ia
bermula dari penciptaan Adam alaihi salam hingga hari penghisaban. Sedang
Sunnah lebih kepada hukum-hukum Syar’i yang dikumpulkan dalam sebuah karya oleh
para Muhaditsin seperti Imam Bukhari dalam karyanya (Shahih Bukhari), Imam
Muslim (Shahih Muslim), Imam Abu Daud ( Sunan Abi Daud), Imam Tirmidzi ( Sunan
Tirmidzi) dll. Ia terbagi menjadi beberapa kelompok hukum Syar’i dan tertib.
Sedang Siroh adalah kumpulan perbuatan,
perkataan, kebiasaan, sikap dan seluruh aspek kehidupan Rasulullah salallahu
‘alaihi wasalam yang di ambil dari Sunnah. Ia
terbentuk dan tersusun secara rapi sesuai dengan perihal kejadian hidup
yang dialami oleh Rasulullah. Para Mua’lif Sirah Nabawiyah memperhatikan
Hadits-hadits shahih dalam meriwayatkan setiap kisahnya. Mereka menambahkan
kata-kata yang baik dan menarik dalam penulisannya tanpa sedikitpun mengurangi
Sunnah atau menambahinya. Di setiap Sunnah yang diambil terdapat catatan kaki
yang bisa diteliti oleh para pembaca. Ada juga para Mu’alif yang menulisnya
dengan kata-kata dan bahasanya sendiri setelah membaca Sunnah nya. Tata bahasa
dan alur dalam kisah itu dibuat
sedemikian rupa agar menjadi sebuah kisah yang terperinci dan
teratur.
Jadi setiap Siroh adalah Sunnah dan tidak seluruh Sunah Siroh. Siroh dari Tarikh akan
tetapi tidak semua Tarikh, Siroh.
Demikian perbedaan antara Tarikh, Siroh dan Sunnah. Selanjutnya ada
beberapa poin penting yang perlu di perhatikan dalam belajar Siroh Nabawiyah diantaranya:
Keistimewaan Siroh Nabawiyah:
1.
Sirah yang paling
benar
2.
Sirah Nabawiyah
berkaitan dan beratsar kepada Sejarah pada umumnya
3.
Sirah yang menjadi
sangat luas dan lengkap di seluruh aspek kehidupan
4.
Sirah yang menjadi
panutan bukan sekedar catatan bagi umat manusia
5.
Tanda-tanda kenabian
yang tak pernah musnah
Cara mengambil pelajaran dari siroh nabawiyah
Sebagian Ulama Muhaditsin berkata : فتش ثم انقش yang berarti
telitilah kemudian ukirlah. Maka tidak ada ukiran sebelum penelitian.
Penelitian terhadap Hikmah dan Pelajaran dari
Sirah Nabawiyah ibarat masalah inti dari pelajaran ini. Setelah membaca dan
memahaminya maka untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan ini di perlukan
kejelian dalam mengambil pelajaran dan hikmah. Maka dari itu berikut beberapa
cara untuk mendapatkan pelajaran dan hikmah yang luas dalam Sirah Nabawiyah :
1. Lihat
kepada kebenarannya, isnadnya, sebab cerita, bukti-buktinya
2. Mengetahui
sesuatu yang aneh dan rahasia sampai jelas
3. Melihatnya dari
semua arah dan sisi ( Geografis : keadaan tempat dan iklim bangsa Arab dan
sekitar Arab, akhlak-akhlak adat istiadat mereka, Sosiologis : dari sisi
Qabilah dan keluarga Rasulullah, Ekonomis, Theologis, Literatis dll )
4. Jika
terdapat salah seorang nama sahabat maka lihat biografi dan kisahnya
5. Mengambil
kesimpulan yang tidak menyelisihi Ahlus Sunnah
6. Melihat Siroh dengan
menyeluruh bahwa Rasulullah adalah manusia biasa
7. Seorang
yang mengambil kesimpulan hendaknya memiliki ketetapan hati
8. Memahami
istilah-istilah para Mu’alif karena setiap Mu’alif memiliki
istilah-istilah sendiri
9. Membaca
sebuah nash dengan teliti dan jeli berhati hati dari kesalahan
Wallahu ta’ala a’lam
0 comments:
Post a Comment