Thursday 28 May 2015




فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلًا
Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat perubahan bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.( Fathir :43)
Sunnatullah atau hukum Allah adalah cara yang di tempuh oleh Allah untuk berinteraksi dengan umat manusia berdasarkan kepada sikap, perilaku, dan sepak terjang  manusia atas syariat Allah dan para nabi-nabinya. Dan akibat dari semua kejadian itu baik di dunia maupun di akhirat. ( kitab As sunan Al ilahiyah)
Sunnatullah adalah ketetapan mutlak yang  tidak akan pernah berubah di gilas zaman dan perbedaan tempat. Ia bermaqom seperti itu dan akan selalu seperti itu hingga akhir sejarah umat manusia ;surga atau neraka.
Meskipun Allah subhanahu wata’ala berkuasa atas ketetapannya, ia tidak membiarkan umat manusia buta dalam mengarungi sejarah/tarikh dari masa ke masa. Melalu para Nabi dan Rasulnya, Allah mengajarkan sunnah-sunnah-Nya  yang berupa dakwah ilallah, tentang tauhid, syariat hingga masalah-masalah kehidupan manusia sejak di ciptakannya nabi Adam alai salam sebagai seorang bapak bagi umat manusia hingga bagaimana   melaluinya dengan benar.
Para nabi dan rasul menyampaikan risalah yang sama, hingga Rasul yang terakhir yaitu Rasululullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam dengan Al-Quran. Sehingga dengan Al Quran ini manusia mampu menangkap esensi sunnatullah yang bersifat kejadian-kejadian (ahwal) yang telah terjadi dan yang akan terjadi.

Sebagai sunnah Allah yang berlaku juga bagi orang-orang telah terdahulu sebelummu. Dan engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. ( Al-Ahzab:62)
Hal ini di pertegas dengan adanya kisah-kisah/ tarikh umat-umat terdahulu yang Allah ‘kisahkan’ dalam Al Quran, diantaranya : kisah para nabi dan Rasul, ashabul kahfi, ashabul ukhdud, kisah lukman dll. Kisah-kisah itu  sangat menakjubkan bahkan ada beberapa yang di ulang-ulang.
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. )Yusuf :111)


Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” ( Al A’raf:176 )
Melihat betapa pentingnya arti kisah-kisah itu, maka tidak heran jika sepertiga isi Al Quran adalah sejarah untuk umat manusia ; tentang bagaimana kehidupan umat yang taat, perjuangan mereka, ujian-ujian yang mereka hadapi, jalan yang mereka tempuh dalam menuju kejayaan, hingga berakhir dengan kemenangan. Lalu di paparkan juga bagaimana kehidupan para pembangkang, makar-makar mereka, cara menangkalnya, hingga kesudahan mereka.
Tarikh/sejarah umat manusia akan selalu berulang dari masa ke masa. Kemenangan dan kekalahan silih berganti dalam sejarah Islam merupakan ketetapan yang Allah gariskan , agar menjadi sebuah hikmah dan pelajaran. Dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir.
Sedangkan perbedaan kisah masa lalu dengan hari ini hanya masalah warna zaman atau kemajuan zaman, adapun bentuk dan alur nya sebenarnya sama saja.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia  agar mereka mendapat pelajaran  dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Ali Imran : 140)
Dengan tujuan hikmah dan pelajaran dari tarikh-tarikh di dalam Al Quran, maka manusia memiliki kebutuhan yang mendesak untuk segera meng-implementasikan (menerapkan) nilai-nilai sunnnatullah yang terkandung di dalamnya.
DR Abdul karim zaidan dalam kitabnya ‘ As sunan Al Ilahiyah’, menyebutkan tujuh belas sunnatullah yang telah termaktub di dalam Al Quran, 3 diantaranya :
1.      Sunnatullah dalam sebab dan penyebab ( asbab-musabab)

Segala sesuatu pasti ada sebabnya. Allah ta’ala berfirman :
واتيناه من كل شيئ سببا فأتبع سببا (الكهف :84)
Dan kami telah memberikan kepadanya  jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,maka diapun menempuh suatu jalan. (Al-Kahfi Ayat: 84)
 Ibnu taimiyyah : tidak ada suatu apapun di dunia dan akhirat kecuali pasti ada sebabnya.

2.      Sunnatullah dalam mengikuti petunjuknya dan berpaling darinya ( ketetapan petunjuk dan kesesatan )

"Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Al Baqarah :38)

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".( Thoha : 124)

3.      Sunnatullah dalam pertentangan dan peperangan antara haq dan bathil

Pertentangan antara  haq dan bathil mendorong kedua belah pihak untuk selalu menguatkan diri dan menghancurkan yang lain.

Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. (Al anfal : 36 )

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. ( An Nisa: 76)

Ibnu katsir dalam tafsirnya : Tidaklah bertemu kekufuran dan keimanan dalam suatu tempat lalu berbenturan kecuali Allah akan menolong keimanan di atas kekufuran. Allah memenangkan kebenaran dan meruntuhkan kebathilan sebagaimana di perang Badr.

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). ( Ghofir : 51)

Allah ta’ala alam

0 comments:

Post a Comment