فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلًا…
Maka
sekali-kali kamu tidak akan mendapat perubahan bagi sunnah Allah, dan
sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.( Fathir
:43)
Sunnatullah atau hukum Allah adalah cara
yang di tempuh oleh Allah untuk berinteraksi dengan umat manusia berdasarkan
kepada sikap, perilaku, dan sepak terjang
manusia atas syariat Allah dan para nabi-nabinya. Dan akibat dari semua
kejadian itu baik di dunia maupun di akhirat. ( kitab As sunan Al ilahiyah)
Sunnatullah adalah ketetapan mutlak yang tidak akan pernah berubah di gilas zaman dan
perbedaan tempat. Ia bermaqom seperti itu dan akan selalu seperti itu hingga
akhir sejarah umat manusia ;surga atau neraka.
Meskipun Allah subhanahu wata’ala berkuasa atas ketetapannya, ia
tidak membiarkan umat manusia buta dalam mengarungi sejarah/tarikh dari masa ke
masa. Melalu para Nabi dan Rasulnya, Allah mengajarkan sunnah-sunnah-Nya yang berupa dakwah ilallah, tentang tauhid,
syariat hingga masalah-masalah kehidupan manusia sejak di ciptakannya nabi Adam
alai salam sebagai seorang bapak bagi umat manusia hingga bagaimana melaluinya dengan benar.
Para nabi dan rasul menyampaikan risalah yang sama, hingga Rasul
yang terakhir yaitu Rasululullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam dengan
Al-Quran. Sehingga dengan Al Quran ini manusia mampu menangkap esensi
sunnatullah yang bersifat kejadian-kejadian (ahwal) yang telah terjadi dan yang
akan terjadi.
Sebagai sunnah Allah yang berlaku juga bagi orang-orang telah
terdahulu sebelummu. Dan engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnah
Allah. ( Al-Ahzab:62)
Hal ini di pertegas dengan adanya kisah-kisah/ tarikh umat-umat
terdahulu yang Allah ‘kisahkan’ dalam Al Quran, diantaranya : kisah para nabi
dan Rasul, ashabul kahfi, ashabul ukhdud, kisah lukman dll. Kisah-kisah
itu sangat menakjubkan bahkan ada
beberapa yang di ulang-ulang.
Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. )Yusuf :111)
Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu
agar mereka berfikir.” ( Al A’raf:176 )
Melihat betapa pentingnya arti kisah-kisah itu, maka tidak heran jika
sepertiga isi Al Quran adalah sejarah untuk umat manusia ; tentang bagaimana
kehidupan umat yang taat, perjuangan mereka, ujian-ujian yang mereka hadapi,
jalan yang mereka tempuh dalam menuju kejayaan, hingga berakhir dengan
kemenangan. Lalu di paparkan juga bagaimana kehidupan para pembangkang,
makar-makar mereka, cara menangkalnya, hingga kesudahan mereka.
Tarikh/sejarah umat manusia akan selalu berulang dari masa ke
masa. Kemenangan dan kekalahan silih berganti dalam sejarah Islam merupakan
ketetapan yang Allah gariskan , agar menjadi sebuah hikmah dan pelajaran. Dan
supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir.
Sedangkan perbedaan kisah masa lalu dengan hari ini hanya masalah
warna zaman atau kemajuan zaman, adapun bentuk dan alur nya sebenarnya sama
saja.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara
manusia agar mereka mendapat
pelajaran dan supaya Allah membedakan
orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu
dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang
yang zalim. (Ali Imran : 140)
Dengan tujuan hikmah dan pelajaran dari tarikh-tarikh di
dalam Al Quran, maka manusia memiliki kebutuhan yang mendesak untuk segera meng-implementasikan
(menerapkan) nilai-nilai sunnnatullah yang terkandung di dalamnya.
DR Abdul karim zaidan dalam kitabnya ‘ As sunan
Al Ilahiyah’, menyebutkan tujuh belas sunnatullah yang telah termaktub di dalam
Al Quran, 3 diantaranya :
1.
Sunnatullah
dalam sebab dan penyebab ( asbab-musabab)
Segala sesuatu pasti ada sebabnya.
Allah ta’ala berfirman :
واتيناه من كل شيئ سببا فأتبع سببا (الكهف :84)
Dan kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,maka
diapun menempuh suatu jalan.
(Al-Kahfi Ayat: 84)
Ibnu taimiyyah : tidak ada suatu apapun di
dunia dan akhirat kecuali pasti ada sebabnya.
2. Sunnatullah dalam mengikuti
petunjuknya dan berpaling darinya ( ketetapan petunjuk dan kesesatan )
"Turunlah
kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka
barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Al Baqarah :38)
Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".( Thoha : 124)
3.
Sunnatullah dalam pertentangan dan
peperangan antara haq dan bathil
Pertentangan antara haq dan bathil mendorong kedua belah pihak
untuk selalu menguatkan diri dan menghancurkan yang lain.
Sesungguhnya orang-orang yang
kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah.
Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan
mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu
dikumpulkan. (Al anfal : 36 )
Orang-orang yang beriman
berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan
thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu
daya syaitan itu adalah lemah. ( An Nisa: 76)
Ibnu
katsir dalam tafsirnya : Tidaklah bertemu kekufuran dan keimanan dalam suatu
tempat lalu berbenturan kecuali Allah akan menolong keimanan di atas kekufuran.
Allah memenangkan kebenaran dan meruntuhkan kebathilan sebagaimana di perang
Badr.
Sesungguhnya Kami menolong
rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada
hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). ( Ghofir : 51)
Allah
ta’ala alam
0 comments:
Post a Comment